Ads 468x60px

Labels

Minggu, 15 September 2013

PRESS RELEASE


Minggu – 15 September 2013, bertepatan dengan Ahad – 09 Dzulqo’dah 1434 H Pondok Pesantren Ngalah akan kedatangan tamu-tamu agung kurang lebih 600 orang, yakni para mursyid (sang guru) thoriqoh, Idaroh ‘Aliyah, Idaroh Wustho, Idaroh Su’biyyah Jam’iyyah Alith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN) Se- Jawa Timur. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk Majelis Silaturrahim Mursyid Dan Kholifah Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah. Selain para mursyid dan pengurus JATMAN Se- Jawa Timur, kegiatan ini juga akan diikuti oleh Pengurus MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah) dari pengurus tingkat nasional (Idaroh ‘Aliyyah) hingga tingkat daerah (Idaroh Su’biyyah). Karena selain membahas hal-hal penting mengenai Peran Sufi sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, dalam kegiatan ini juga akan disisipi pelantikan Pengurus MATAN Cabang (Idaroh Su’biyyah) Pasuruan dan Pengurus Komisariat Yudharta.
KH. M. Sholeh Bahruddin (Pengasuh Ponpes. Ngalah) sebagai wakil ketua 3 (tiga) Idaroh ‘Aliyyah JATMAN Indonesia, sebelumnya memang telah memiliki program penulisan buku yang berjudul “SABILUS SALIKIN” (739 halaman) bagi para mursyid dan para murid Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah.  Buku tersebut disebarkan kepada para mursyid seluruh Indonesia termasuk organisasi JATMAN seluruh Indonesia. Selanjutnya, program ini mendapat respon dari berbagai kalangan khususnya dari Idaroh Wustho JATMAN Provinsi Jawa Timur, yakni dengan berkunjung (sowan) dan berdiskusi bersama KH. M. Sholeh Bahruddin di Pondok Pesantren Ngalah terkait dengan perkembangan perjuangan para mursyid thoriqoh sebagai Rahmatan lil ‘Alamin. Dari sinilah, asal muasal inisiatif kegiatan ini diselenggarhingga diraselenggarakan hingga dirasa sangat perlu untuk
Thoriqoh (jalan sufi) dalam Islam hanyalah salah satu jalan dari sekian banyak jalan menuju kebenaran akan hakikat atau esensi cinta sejati. Di dalam Islam Ahlu Sunnah Wal Jama’ah terdapat begitu banyak ragam thoriqoh/tasawwuf, dan yang patut dibanggakan adalah tidak ada satupun imam thoriqoh yang saling bertentangan antara satu dengan yang lainnya, karena setiap thoriqoh memiliki tujuan yang sama, yakni hanya mencari ridlo Allah SWT. Bilamana ada pertentangan, itu hanya ditingkatan pengikutnya saja yang disebabkan oleh fanatisme yang berlebihan (ta’assub).
Jika kita mencermati salah satu ayat dalam surat Al-Fatihah “Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus…” pertanyaannya adalah ; “Mengapa bukan jalan yang benar? Bukankah yang kita cari adalah kebenaran.?”Kebanyakan orang berpandangan bahwa semua jalan adalah benar, tetapi jalan tercepat, tersingkat dan termudah untuk mencapai tujuan adalah jalan lurus. Jika bisa berjalan lurus, mengapa memilih jalan berputar, berkelok, yang mau tidak mau jadi mampir sana sini, karena disana sini banyak “tukang jualan”, belum lagi ada resiko untuk tersesat di jalan.
Selain itu, di dalam Al Qur’an kata thoriqoh muncul dalam konteks jalan yang lurus dan dzikrullah sebagai aktualisasi penyempurnyaan ketauhidan. Allah telah menjanjikan karunia yang banyak kepada orang-orang yang istiqomah di atas thoriqoh. Sebagaimana disebutkan dalam Al Jin, 72; 16 – 17 sebagai berikut :
       غَدَقًا مَاءً لأسْقَيْنَاهُمْ الطَّرِيقَةِ عَلَى اسْتَقَامُوا وَأَلَّوِ
 “ Dan bahwasanya: jika mereka tetap berjalan lurus di atas thariqah itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).”

Setiap sufi memiliki impian akan terciptanya kehidupan dan peradaban dunia yang damai. Impian tersebut tentunya tidak mungkin terwujud tanpa adanya tindakan yang nyata dan perjuangan yang dilakukan secara sistematis dan terorganisir. Dengan adanya tindakan dan perjuangan secara sistematis dan terorganisir cita-cita para sufi dalam menciptakan wajah Islam sebagai Rahmatan lil Alamin, insya Allah bisa diwujudkan.
Untuk itu, sangat penting untuk meningkatkan peranan sufisme yang merujuk pada ajaran Islam tentang cinta kasih kepada sesama manusia. Semangat ini akan menjadikan manusia hidup dalam kedamaian dan dapat meredam segala bentuk tindak kekerasan, konflik ataupun perang. Para sufi ingin membawa wajah Islam yang penuh rahmat bagi semua manusia di bumi. Inilah yang  menjadi dasar dari nilai-nilai humanisme untuk membangun peradaban dunia. Karena jika tidak didasari dengan cinta kasih, praktek beragama Islam cenderung akan melahirkan sikap-sikap radikalisme dan menghalalkan kekerasan.
Inilah yang menjadikan alasan bagi Idaroh Wustho Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah Jawa Timur untuk menyelenggarakan Silaturrahim Mursyid Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah Propinsi Jawa Timur. Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah adalah wadah untuk menghimpun para Mursyid Thoriqoh dan para murid penganut ajaran Thoriqoh yang Mu’tabaroh yang tergabung dalam Badan Otonom Nahdlatul Ulama’ (BANOM NU). Sudah semestinya silaturrahim mursyid ini diselenggarakan dalam rangka mengorganisir tindakan dan perjuangan para sufi secara sistematis dalam konteks rahmatan lil ‘alamin.

 

NAMA KEGIATAN

Silaturrahim Mursyid dan Kholifah
Bersama Idaroh Wustho dan Idaroh Syu'biyah
Jam'iyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN)
Provinsi Jawa Timur

AGENDA KEGIATAN

Hari/Tgl: Ahad, 15 Sep 2013/10 D.Qo'dah 1434
Waktu : 07.00-12.00 WIB
Tempat : Pondok Pesantren Ngalah
Gedung Aula Pancasila
Universitas Yudharta Pasuruan
Dsn. Kembangkuning Ds. Sengonagung
Kec. Purwosari Kab. Pasuruan
Provinsi Jawa Timur

CONTACT PANITIA

Sekretariat: Kantor Yayasan Darut Taqwa
Jl. Pesantren Ngalah no.17
Dsn. Pandean Ds. Sengonagung
Kec. Purwosari Kab. Pasuruan
Prov. Jawa Timur Kode Pos: 67162

Ketua : M. Faidlus S. ( 085 855 382 999 )
Sekretaris : M. Dayat ( 085 755 776 367 )